Dear Jiwa ku.
Terlalu lelah ku dikau bertahan.
Didalam kubangan yg hitam pekat serta berbau.
Terlalu lelah dikau bertahan dalam lingkaran kemunafikan.
Tentukan langkah mu ambil keputusan.
Bukankah Allah menciptakan beribu-ribu jalan.
Berhektar-hektar jawaban. Mengapa kau menyiksa Jiwa mu.
Mengapa kau mengerdilkan harga dirimu demi sesuatu yg tak pasti. Kasihan engkau wahai Jiwa. Dikelilingi para penghianat yg berwajah malaikat.
Bukankah tuhan memberikan pilihan agar engkau bahagia.
Ayunkan langkah dijalan yg lurus tanpa onak duri.
Walau ada kerikil tapi itu tak akan membunuh mu. Lepaskan semua agar Jiwa mu lega.
Demi kedamaian dunia.
Palembang, Kamis yang memilukan.
judul puisinya sungguh memilukan...
ReplyDeleteNyata pun lebih memilukan :"
Deleteizin follow blognya ya mbak
ReplyDeleteSilakan dan Makasi pak
hehe
DeleteHow amazing poetry!!
ReplyDeleteThank you sissy
Deletepuisinya keren..
ReplyDeleteMakasi ka
Puisi punya kaka jauh lebih keren deh hehe
Delete