Kejarlah cita-citamu sampai ke bulan, kalau gagal setidaknya kau berada di bintang-bintang
- Muhammad ferdyan -
Pernahkah kau membayangkan menjadi salah seorang guru favoritmu ketika sekolah? Pernahkah kau membayangkan berada di depan kelas menjelaskan tentang sesuatu yang baru, yang belum diketahui oleh mereka yang memperhatikanmu di depan kelas. Pernahkah kau membayangkan bagaimana rasanya? Atau tidakkah kau bertanya-tanya apakah mereka lelah menghadapi setiap tingkah laku kita ketika berada di sekolah dulu. Pernahkah kau membayangkan bagaimana rasanya memgantikan posisi mereka, hanya untuk satu hari misalnya? Pernahkah kau bertanya mudahkah menjadi seorang guru? Menghabiskan suaranya hanya untuk mengajari kita tentang sesuatu yang baru. Aku? Aku rasa sudah merasakannya, tidak hanya membayangkannya. Dan itu membuatku bersyukur memiliki guru-guru yang selalu memperhatikan siswanya. Kau pikir itu mudah? Well... walaupun hanya unuk satu hari aku rasa hal itu sesuatu yang sulit untuk dilakukan :D
Sabtu, 14 November 2015.
Yeah, sekitar beberapa minggu yang lalu dari waktu yang sekarang. Emang sekarang kapan, Ken? Nah, coba liat kalender dan jamnya masing-masing yah, kalo udah tau itulah (anggap aja) waktu sekarang. It's Present. Tapi bukan present tense yah, itu mah beda lagi. So, jadi beberapa minggu kemaren kita mengunjungi salah satu SD yang berada di pinggiran Kota Palembang, SD ini terletak di perbatasan Kota Palembang dengan Ogan Ilir, yang memiliki alamat lengkap di Jalan Meranti Sungai buaya RT 35 Kelurahan Kemas Rindo, Kertapati, Palembang. Yupp.. SD Negeri 226 Palembang atau yang lebih dikenal dengan sebutan SD sawah. Tak usah kalian tanya kenapa? Karena memang letak SD tersebut di sekitar lahan persawahan. Jadi, pertama kali yang aku lakukan adalah cari alamatnya di google maps. So, what I find on that? They can't find that address. Awalnya aku bingung, ini aku harus sedih atau ketawa ya? yaaa.. karena google maps aja sampe ngga tau dimana tempatnya. Sebenernya letak SD ini tak terlalu sulit untuk ditemukan, namun jarak tempuh yang sekitar 2 Kilometer dari jalan raya utama dan medan jalan yang cukup ekstrem membuat perjalanan ke SD ini semakin memorable bagi kami.
Bangunan SD ini berbentuk panggung dan tidak memiliki lapangan, lapangan mereka hanya berupa rawa-rawa yang dapat dipakai ketika keadaannya kering pada saat musim panas. Musim hujan? Lapangan tersebut akan tenggelam oleh air yang turun dari langit yang kemudian mengenang dan menutupi lapangan mereka #ceilaaah. Tidak adanya lapangan membuat mereka tidak pernah melakukan upacara bendera. Oleh karena itu juga, banyak dari siswa SDN 226 ini tidak hapal lagu Indonesia Raya, lagu nasional yang seakan-akan pula rasa nasionalisme mereka tidak tumbuh dalam diri mereka. Salah satu hal yang sangat disayangkan dari SD ini.
"Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi" adalah slogan dari gerakan Kelas Inspirasi itu sendiri yang memiliki maksud untuk memberikan inspirasi atau motivasi kepada siswa-siswi SD untuk meraih cita-cita mereka, serta memberikan gambaran tentang bermacam-macam pekerjaan profesional lainnya yang mungkin atau sudah pernah mereka dengar sebelumnya. Jadi, aku selaku fasilitator beserta dengan 4 inspirator dan seorang dokumentator kelompok kami berbekal dengan slogan tadi mengunjungi SDN 226 Palembang dengan harapan kami dapat memberikan motivasi serta semangat agar mereka dapat lebih giat lagi untuk belajar agar dapat meraih cita-cita mereka.
Great day with great people. And they are great people. Thanks team! |
"Great day with great people". Kata-kata ini aku dengar dari salah seoarang inspirator kelompokku, Mba jessy. Inspirator dalam hal ini adalah seorang profesional dalam bidangnya masing-masing, sedangkan dikelompokku memiliki 4 orang inspirator, diantaranya Kak Ferdyan, Mba Rizka, Mba Anggun dan Mba Jessy. Mereka adalah great people itu sendiri. Orang-orang yang rela cuti sehari dari pekerjaan mereka hanya untuk memberikan inspirasi kepada siswa-siswi SD. Mereka yang meluangkan waktu dan tenaganya untuk kegiatan ini. Tentu saja Rizki, dokumentator kelompok kami yang menjalankan tugasnya dengan baik, sampai-sampai dia sendiri pun dapat dikatakan fotonya tidak ada.. hehe. Terima kasih untuk foto-fotonya yang bagus dan keren.
Inspirator SDN 226 Palembang |
Dengan mengikuti kegiatan ini, aku dapat merasakan menjadi salah seorang guru, walaupun hanya sekedar mengajak mereka untuk berbaris yang rapi, menyuruhnya diam untuk mendengarkan sesuatu yang sedang dibicarakan didepan kelas atau menyuruh mereka masuk kembali ke dalam ruangan kelas mereka sembari menunggu inspirator mereka yang selanjutnya datang. Dengan kegiatan ini juga, aku merasakan berada di depan kelas menjelaskan tentang sesuatu yang baru, yang belum diketahui oleh mereka yang memperhatikanku di depan kelas. Dan walaupun hanya sehari, ini menguras tenaga serta suara. Yupp.. suara untuk menjawab semua pertanyaan polos yang mereka ajukan disertai tatapan mata yang penuh keingin-tahuan. Dari sini menjadi seorang guru tidak mudah. Bagiku, mereka yang memberikan inspirasi yang lainnya, membuatku bersyukur telah mendapat pendidikan dari SD sampai sekrang dengan fasilitas yang mendukung. Membuatku bersyukur memiliki guru-guru yang selalu berdedikasi dengan pekerjaannya. Memiliki guru yang selalu memperhatikan dan mengajariku hingga aku menjadi orang yang sekarang.
Begitupun dengan siswa-siswi SDN 226 Palembang, mereka memiliki guru yang selalu mengajari mereka dengan ikhlas dan semangat yang tinggi sebagai seorang guru. Guru-guru yang selalu memperhatikan tingkah laku mereka, menegur jika mereka salah dan selalu memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya. Contohnya saja Ibu Kirtosiah, S.Pd, beliau yang telah mengabdikan dirinya selama 8 tahun sebagai Kepala Sekolah. Memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan usahanya yang terbaik untuk membangun SDN 226 palembang agar dapat setara dan bersaing dengan SD-SD lainnya.
Ibu Kirtosiah, S.Pd |
Kesimpulan yang aku ambil setelah melewati dan mengikuti kegiatan ini adalah Pendidikan di Indonesia, ah... jangankan di Indonesia kita ambil saja di Kota Palembang masih banyak yang belum merata. Disaat anak-anak SD di Kota sudah memegang smartphone ataupun gadget masing-masing, mereka (anak-anak SD pinggiran Kota) tak tau apa itu teknologi. Disaat anak-anak SD yang lainnya memiliki banyak bahan buku bacaan yang dapat dibaca, mereka tak memiliki perpustakaan atau hanya sekedar ruang baca buku. Ah,,.. tak usah perpustakaan ataupun smartphone, lapangan untuk mereka bermain atau hanya sekedar duduk-duduk bercanda sesama mereka pun tak punya. Sungguh fasilitas yang masih jauh untuk dikatakan memadai ataupun menunjung proses pembelajaran mereka.
Namun, seperti halnya yang dikatakan Pak Anies Baswedan “Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai. Mereka berhak meraih cita-cita mereka, fasilitas tentu menunjang keberhasilan belajar mereka tapi jangan biarkan mereka tak mendapat pendidikan yang layak. Jangan biarkan senyum mereka tak terlihat lagi dari wajah mereka. Dan jangan hilangkan kesempatan mereka untuk menggapai cita-cita mereka.
Dan terakhir, Terima kasih untuk Kelompokku atas segala usaha, waktu dan tenaga yang telah diluangkan untuk mensukseskan kegiatan ini. Terima kasih untuk Ibu Kirtosiah dan seluruh jajaran guru di SDN 226 Palembang yang telah menerima kami dengan terbuka, guru-guru yang telah berdedikasi dalam menjalankan tugasnya untuk mengajari siswa-siswinya, guru-guru yang telah ikhlas bahkan berkorban meluangkan waktu serta tenaganya untuk mengajar. Terima kasih untuk seluruh siswa SDN 226 palembang yang telah memberikan cerita lain yang dapat menjadi pelajaran berharga. Semoga cita-cita kalian terbang tinggi di langit dan semangat kalian tak pernah turun untuk selalu menggapainya. Dan juga, terima kasih untuk kelompok SDN 226 Palembang yang telah memberikan warna lainnya dalam perjalanan ini dan semoga dipertemukan di kesempatan yang lainnya.
menajubkan sekali :')
ReplyDeleteMenyenangkan, mengharukan dan tentu saja memberikan inspirasi :')
Deletelanjtutkan nikeen, semanga terusss,, mba uga dilampung melakukan hal yang sama,boleh baca blog ba mengenai komunitas jendela...
ReplyDeletehehhe semoga kita tetap semangat
Makasih mba tia, iya ntar niken baca juga ttg komunitasnya ya... hehe
DeleteSemangat juga Mba Tia
jadinya flashback ken :') paling bahagia kalo liat wajah anak-anak yang seceria itu
ReplyDelete