Beberapa hari yang lalu aku memposting foto tusuk gigi di akun Instagram pribadi aku. Ada beberapa temen yang comment "Kenapa posting tusuk gigi?" atau "Kenapa postingan kamu sama si A, si B, si C sama sih?". Disini aku ngga abis pikir sekaligus heran, kalo kalian lihat dan baca captionnya baik-baik postingan aku tentang tusuk gigi ngga bakalan tanya "Kenapa?" karna tanggapan teman aku yang lainnya yang baca dengan seksama adalah beda, malahan menimpali bahkan memberikan tanggapan yang kontra maupun pro.
Ini adalah satu contoh bahwa kita sering cuma lihat sekilas tanpa mau cari tahu secara seksama, atau dengan kata lain kita udah bisa bilang si A itu sok pinter, padahal baru kenal jabat tangan doang. Hal ini juga sama dengan bagaimana selama ini stigma kita terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). ODHA ngga harus dijauhin dan lansung kita judge lansung bahwa ODHA adalah orang dengan pergaulan yang ngga bener ataupun pergaulan di dalam kutip. Buang jauh-jauh pemikiran itu, karna stigma atau pemikiran itu bisa menghalangi keberhasilan atau keberlansungan hidup seorang ODHA.
"Eh Niken, Kok kamu sok tau banget sih? Kenapa bisa berani bilang gitu?"
Kenapa (lagi)? Karna pada hari pertama dalam setiap minggu, hari yang mungkin ngga paling diinginkan sama umat manusia yang tak laindan tak bukan adalah Hari Senin bertepatan pada tanggal 4 desember kemarin di Hotel Excelton Palembang dengan diiringi rintik-rintik hujan, dengan semangat pagi yang aku miliki aku datang ke workshop sekaligus temu blogger kesehatan dalam peringatan
Hari Aids Se-Dunia. Pada workshop ini ada 3 (tiga) Narasumber yang akan mengisi 3 sesi materinya nantinya. Para Narasumber ini adalah para profesionalnya di bidangnya yang sangat paham akan HIV/AIDS ini, diantaranya adalah Bapak
Indra Rizon selaku Kepala Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi Pelayanan Masyarakat KEMENKES RI yang akan menyampaikan materi tentang "
Kenali Penyakit Perilaku dan Hidup Sehat dengan Germas". Kemudian Ibu
dr. Endang Budi Hastuti selaku KASBUDIT HIV AIDS dan PIMS Direktorat Pencegahan Penyakit Menular Lansung (PPML) KEMENKES RI yang menyampaikan materi tentang "
Kebijakan Nasional Program HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual". Dan yang terakhir yaitu Bapak
Feri Yanuar selaku Kepala Bagian P2P Dinas Kesehatan Prov. SUMSEL yang menyampaikan materi tentang "
Epedemi HIV/AIDS di Prov SUMSEL". Ngga hanya itu workshop ini dipandu oleh moderator yang ngga kalah kece yaitu Ibu
drg. Widyawati selaku Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat Biro Komunikasi & Pelayanan Masyarakat KEMENKES RI.
|
Narasumber Workshop Blogger Kesehatan Pov. SUMSEL (Dok. Pribadi) |
Di workshop ini kita bincang-bincang semua tentang HIV/AIDS, mulai dari apa sih itu HIV/AIDS, cara penularannya, cara pencegahannya dan bagaimana cara mengatasinya jika terjangkit HIV/AIDS sampai dengan bagaimana sih sebnernya kita harus bersikap jika bertemu dengan ODHA. Disini kita juga bahas mitos-mitos dan fakta-fakta yang beredar tengan HIV/AIDS, dari sini aku jadi ngga bingung dan punya pemikian-pemikiran yang simpang siur ngga seharusnya tentang HIV AIDS itu sendiri.
⠶ A to Z HIV AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS merupakan singkatan dari Aquired Immuno Defeciency Syndrome. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh. Nah, Per Maret 2017, ada 242.699 kasus HIV yang terlapor dengan 40.000-an kasus yang ditemukan per tahun dan kurang lebih 110 kasus per harinya di Indonesia. Dan presentase AIDS berdasarkan Transmisi hingga Maret 2017, sebesar 67.8% dari Heterosex. Penyakit HIV/AIDS banyak ditemukan di usia yang produktif . Hal ini disebabkan terjadinya kerentanan pada remaja saat ini misalnya kesenjangan ekonomi, kesetaraan gender, lingkungan yang jauh dari orang tua ataupun dampak dari sosial media dan bebasnya dalam mengakses internet.
|
Persentase Usia Produktif yang terjangkit HIV AIDS (Dok. KEMENKES RI) |
Sedangkan per September 2017, terdapat 1329 kasus HIV dan 1377 kasus AIDS dengan total 2706 kasus yang terdapat di SUMSEL dengan rasio kasus HIV yang terjadi antara laki-laki dan perempuan adalah 3 : 1, sedangkan untuk kasus AIDS 4 : 1. Sedangkan persentase kasus berdasarkan usia adalah 1% dari usia 15-17 tahun, 36% dari usia 20-29 tahun, 40% dari usia 30-39 dan 13% dari usia 40 tahun ke atas.
⠶ Mitos dan Fakta HIV/AIDS
⧬ Bisakah seseorang tertular HIV dengan cara menggunakan alat atau minum secara bergantian dengan seseoarang yang terinfeksi HIV?
Virus HIV
pada cairan air liur jumlahnya sangat sedikit dan virus yang terpapar oleh udara akan mati, sehingga dengan penggunaan alat makan/minum yang sama tidak akan tertular HIV itu sendiri. Virus HIV menular melalui kontak cairan tubuh, yaitu melalui darah, cairan vagina dan air mani. HIV tidak menular melalui air liur, air mata maupun keringat,
⧬ Bisakah seseorang tertular HIV melalui gigitan nyamuk atau serangga?
Jika nyamuk atau serangga menggigit ODHA, darah yang mengandung virus HIV yang digigit oleh nyamuk tersebut akan lansung mati. Karna serangga atau nyamuk tidak memiliki sistem kekbalan tubuh seperti manusia. Jadi kalo digigit oleh nyamuk yang sebelumnya menggigit ODHA, kita akan akan tertular virus HIV nih.
⧬ Dapatkah mengetahui seseorang sudah terinfeksi HIV hanya dengan melihat fisiknya saja?
Salah satu ODHA berbagi kisah hidupnya di workshop kemarin, Namanya Mba Ayu. Mba Ayu cerita bagaimana dia bisa hamil dan melahirkan walaupun mengidap penyakit AIDS. Nah, Hal ini adalah bukti bahwa kita ngga bisa lansung judge atau bilang kalo seseorang terjangkit HIV/AIDS. Contohnya aja mba Ayu yang sangat semangat, sehat dan makmur banget. Pas belum kenalan aku juga kagok karna ngga nyangka kalo mba Ayu adalah salah satu ODHA.
|
Foto bersama Mba Ayu (tengah), Salah satu ODHA yang berbagi kisah inspiratif hidupnya |
⧬ Bisakah seseorang memiliki resiko tertular HIV dengan cara menggunakan kamar mandi yang sama dengan ODHA?
IT'S ABSLUTELY NOT. Ini adalah informasi yang HOAX atau salah tentang HIV/AIDS. Dengan penggunaan kamar mandi yang sama ngga akan beresiko untuk tertular HIV.
|
Fakta Lainnya tentang HIV/AIDS (Dok. KEMENKES RI) |
Lalu, Bagaimana sih sebenarnya cara penularan HIV ini?
Penularan HIV tidak mudah, karna cara penularannya sangat terbatas. Penularan HIV sendiri bisa melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah & organ dan Ibu hamil positif HIV ke Bayinya. Jadi ingat ya! Berpelukan, menggunakan toilet bersama, bersentuhan, menggunakan alat makan bersama, gigitan serangga dan tinggal serumah dg ODHA itu tidak menular.
Selain itu kita dapat melakukan pencegahan agar tidak tertular, diantaranya tidak melakukan hubungan seks yg berisiko, tidak menggunakan narkoba, mengikuti pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, skrining donor darah dan organ tubuh serta menerapkan kewaspadaan standar (bagi petugas kesehatan). Pencegahan HIV kepada remaja dapat dilakukan dengan perilaku sehat, Iman & Taqwa serta ketahanan keluarga. Selain itu, kita juga bisa melakukan tes VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk melakuan pencegahan serta mengetahui secara dini jika terinfeksi HIV
HIV bukan penyakit mematikan ataupun penyakit yang tidak bisa sembuh. Tapi penyakit kronis yang sudah ada terapi obatnya. HIV dikategorikan sebagai penyakit kronis seperti Hipertensi dan Diabetes yaitu harus minum obat setiap tahun agar terkontrol. Yupp, sekarang HIV sudah ada obatnya, sehingga jika positif terjangkit HIV, ODHA dapat melakukan terapi ARV (ANTIRETROVIRAL). Penelitian klinis beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa memulai ARV dini tanpa memandang jumlah CD 4 memiliki manfaat yg baik untuk kesehatan dan ketahanan hidup pasien. Di tahun 2018, semua ODHA di Indonesia bisa memulai ARV tanpa melihat jumlah CD4 nya. Dalam pengendaliannya, Pemerintah melaksanakan Program pengendalian HIV AIDS dengan 3 Zero,yaitu Zero Infection, Zero related AIDS death & Zero discrimination ODHA. Selain itu, pemerintah melakukan percepatan Strategi TOP (Temukan-Obati-Pertahankan) untuk mencapai eliminasi HIV - AIDS pada tahun 2030.
Selain melaksanakan strategi TOP, pemerintah juga mecanangkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yaitu Suatu tindakan sistematis dan terencanayang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. GERMAS memiliki 6 kegiatan perilaku hidup sehat, namun pada 2017 ini ada 3 fokus perilaku hidup sehat yaitu, melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur serta memeriksa kesehatan secara berkala 6 bulan sekali.
|
Fokus Kegiatan GERMAS (Dok. KEMENKES RI) |
"Hilangkan Stigma untuk meningkatkan kualitas hidup" - Bapak Indra Rizon, Kabag Hubungan Media dan Lembaga @KemenkesRI
AIDS adalah kasus gunung es, yang tidak banyak pihak bisa untuk terbuka mengakui terinfeksi HIV atau mengidap AIDS. Hal ini juga disebabkan oleh diskrimansi maupun stigma dari masyarakat terhadap ODHA, sehingga mereka merasa terintimidasi dan malu. Maka, dalam rangka peringatan hari AIDS Sedunia, Kemenkes RI berharap dengan hadirnya Temu Blogger Kesehatan Prov. Sumsel, pesan kesehatan bisa viral di internet terutama di media sosial sehigga dapat diakses oleh masyarkat. Selain itu, Indonesia menghadapi persoalan HIV/AIDS dengan data kasus tertinggi yang ditemukan. Untuk menanggulanginya perlu kerja sama berbagai lintas sektor. Mulai dari pemerintah pusat dan daerah hingga masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat yang baik juga ikut andil dalam mensosilisasikan serta memberikan perlakuan yang sama terhadap ODHA.
|
Foto bersama Blogger Kesehatan Prov. SUMSEL |