Wednesday 18 May 2016

Berwisata Alam di Taman Purbakala Sriwijaya

Mengapa alam yang hijau akan selalu berakhir dengan warna merah?
Rosli K. Matari, Matahari itu Jauh
***

Menjadi penduduk kota itu terkadang menbuat kita jadi manusia yang paling membosankan. Terjebak diantara aktivitas yang padat serta hiruk-pikuknya keramean kota. Seperti keadaanku yang terjebak diantara tumpukan kertas revisi dan khalayan akan jadwal sidang yang tak kunjung datang.

Disaat seperti inilah aku kembali memulai hobiku, seperti yang aku ceritakan sebelumnya. Jalan-jalan sendiri. Lampu-lampu jalan dan tiang-tiang penunjuk jalan bukan satu-satunya pehilang jenuhku. Menyatu dengan Alam atau Bahasa kerennya back to nature. Wisata alam adalah pilihanku yang lainnya untuk mengembalikan pikiranku biar ;ebih fresh, kreatif dan produktif lagi.

Menikmati keindahan dan hijaunya alam bisa menenang pikiran kita. Mungkin, inilah adalah salah satu kekuatan warna hijau alamnya, damai. Tentram. Palembang memiliki beberapa wisata alam yang bisa dinikmati salah satunya adalah Taman Purbakala Sriwijaya.

Taman ini dipenuhi dengan pohon yang rindang, jadi ngga bakalan kepanasan. Taman ini juga bisa jadi laternatif itu piknik atau kegiatan outdoor yang lainnya. Ngga hanya itu, Taman Purbakala Sriwijaya sebenernya bisa menjadi salah satu wisata sejarah juga. Pada pintu masuk gerbang ini terdapat museum yang bisa dikunjung dan taman ini adalah tempat ditemukannya prasasti Kedukan Bukit. Selain itu, taman ini memiliki banyak spot yang menarik untuk jadi tempat hunting foto.

Taman Purbakala Sriwijaya terletak di jalan Syakhkirti, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus Palembang. Jadi kalo penat dan lagi jenuh, bisa nih ke Taman Purbakala Sriwijaya. Wisata alamnya dapet, bisa belajar sejarah plus bisa punya foto yang instragramable.

Saturday 14 May 2016

Wisata Kuliner Palembang : Dari Sarapan Sampai Makan Malam ala Timur Tengah

Tuhan memberikan makanan kepada setiap burung, 
tetapi tidak melemparkannya ke sarang mereka masing-masing - J.G Holland - 


Setiap orang itu unik. Punya hobi yang unik juga, mungkin. Layaknya mahasiswi tingkat akhir (red : aku) yang hobi banget jalan sendirian ngeliling kota, hapalin nama-nama jalan protokol yang dilewatin, ngeliatan setiap kendaraan yang lalu lalang melintas di jalan raya. That’s a Life. That’s unique. And that’s Free. Yang aku senangi dari setiap nama-nama jalan, kendaraan yang melintas itu adalah pemandangan gratis yang bisa aku nikmati, walaupun cuma aku yang menganggapnya unik. Aku ngga perlu bayar buat menikmatinya selama apapun.

Karena kebiasaan yang sering jalan-jalan sendiri, aku yang notabene-nya bukan orang Palembang asli terkadang aku lebih tahu tempat-tempat di kota Palembang dibandingkan temanku yang tinggal dari bayi sampe sekrang di Kota ini. Dan jalan-jalan sendiri itu bebas. Ngga pusing harus mikirin abis ini mau kemana atau debat sama temen mau makan dimana. Bebas ngga perlu buang waktu buat debat. Bebas ngga perlu terlalu pusing mau kemana. Bebas kemana kaki-ku akan melangkah membawaku mengeliling kota. Cielah.

Sebagai seorang mahasiswi yang menganut dan menjunjung tinggi tentang “Kebesasan” yang sering melancong, jalan-jalan, keliling kota sendirian (Ini ketauan banget jomblonya ya!). Ntah sekedar cuma buat refreshing, cari inspirasi, hunting tempat wifi yang super kenceng atau mau cobain menu kuliner yang baru di kota Palembang. 

Selain terkenal dengan makanan yang diolah dari tepung tapioca dengan campuran gilingan ikan, atau sering disebut dengan Pempek. Kota Palembang memiliki banyak makanan khas yang lainnya, dimulai dari sarapan, makan siang, makan malam hingga kudapan ataupun makanan ringan lainnya yang dapat menjadi pilihan.


Pada saat pagi hari, warga kota Palembang sudah terbiasa makan pempek beserta kuahnya yang sering disebut cuko atau cuka. Selain itu, banyak panganan lainnya yang biasa disantap pada saat sarapan, misalnya celimpungan, laksan, ragit, burgo serta lakso yang makanan ditemani dengan kuah santan namun terdapat perbedaan dalam bumbu masaknya dan mie celor. Wuihh... sarapan aja udah berat-berat banget kan makanannya?

Mie Celor 26 Ilir. Salah satu makanan yang bisa jadi pilihan buat sarapan.


Pindang. Yupp, kalo ke palembang jangang lupa buat cicipin masakan pindang yang ada kota Palembang. Mau pindang ikan patin, pindang ikan gabus, pindang udang pokonya menu ini cocok banget buat disantap waktu makan siang. Apalagi makannya di pinggir sungai musi sambil menikmati makanan ditemenai angin sepoi-sepoi. Mantap tuh!!

Buat penutup karena udah seharian keliling kota Palembang, Ada satu lagi makanan yang wajib juga buat diicip-icip nih kalo lagi berkunjung. Di Palembang kita bisa dinner ala timur tengah dengan Martabak Har. Selain makan itu, Palembang juga punya banyak makanan kudapan yang lainnya. Kayak bolu kojo, putu ayu, dadar jiwo, pempek belah dan masih banyak lagi temennya yang lain.

So, kalo ke Palembang jangan cuma berburu pempeknya aja ya, tapi buru semua makanan khasnya yang ada.

Thursday 12 May 2016

Pesona Palembang : Al Munnawar, Timur Tengahnya Kota Palembang

Rumah ini pernah dipake buat syuting Film "Ada Surga di Rumahku" Loh!

Kota Palembang selain dikenal sebagai Kota Pempek, juga merupakan sebagai kota multi-budaya. Hal ini dikarenakan penduduk kota Palembang tidak hanya berasal dari pribumi saja, melainkan banyak warga keturunan yang menetap di Palembang seperti Tionghoa, Arab dan India.

Beberapa daerah di Palembang memiliki wilayah yang menjadi ciri khas dari suku tersebut dan menjadi salah satu wisata budaya yang menarik. Contohnya saja adalah Al Munawar.

Al Munawar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Arab. Disebut begitu karena memang penduduk di daerah tersebut merupakan keturunan arab, yang dapat dilihat karna penduduk memiliki ciri khas umum seperti kita ketahui, yaitu alis yang berwarna hitam dan lebat.

Rumah pemukiman yang sekarang berubah fungsi jadi tempat sekolah

Kampung yang terletak di tepian sungai musi ini merupakan kampung arab yang pertama di daerah 13 ulu. Kampung arab ini sendiri memiliki usia sekitar kurang lebih 300 tahun lamanya. Ada sekitar delapan rumah yang sudah ada berdiri sejak awal hingga sekarang loh! Salah satu rumahnya menjadi sebuah sekolah dasar bagi anak-anak sekitar sana.

Jadi, kalo jangan lupa berkunjung ke Kampung Arab Al Munawar. Cukup naik “ketek” dari dermaga point selama 5 menit dan bayar 3k udah bisa lansungkesana dan foto-foto di tempat yang instagramable. Selain itu, bisa belajar sejarah budaya Kota Palembang. Keren, Kan?

A photo posted by Niken R Ardita (@ra_niken) on

#PesonaPalembang #PesonaSriwijaya #PesonaIndonesia #WonderfulSriwijaya #WonderfulIndonesia

Tuesday 10 May 2016

Pesona Palembang : Wisata Pulau Kemarau

Semua tempat yang ada adalah lokasi liburan yang unik. 
Setiap sudut di dunia menawarkan sensasi yang menakjubkan. Berpetualanglah.

***
Bagi mahasiswa tingkat akhir yang sudah tidak memiliki rutinitas ke kampus tiap hari, namun dipusingkan dengan segala macam urusan pada makhluk yang tak berperasaan dan berperikemahasiswaan, yaitu Skripsi, selain kata ACC yang dinantikan. Liburan mungkin menduduki kata kedua yang paling diinginkan bagi skripsiers. Apalagi kemaren Indonesia lagi kelimpahan Tanggal Merah yang berturut-turut. Impactnya adalah Long Weekend yang Fenomenal. Sengaja dibikin berlebihan, karna baru kali ini Long Weekend selama 4 hari mulai dari tanggal 5 – 8 Mei. 4 Hari guys? Yakin mau skripisan aja?

Tapi kalo dipikir-pikir nih ya, bukan salah Si Skripsi yang ngga bisa mengerti keadaan, situasi dan kondisi kita (re : mahasiswa tingkat kahir yang lagi skripsian) yang lagi sedih, tapi memang karna dia ngga bisa guys. Benda mati, wajar kan ? Jadi, maklumin aja. Dikerjan biar cepet dapat kata ACC. Aamiiin. Eitsss…. Ngomong-ngomong kenapa malah ngomongin Si Skripsi ya? Topik sebenarnya dalam postingan kali ini adalah Liburan ala Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu Komputer a.k.a Niken, gadis manis yang baik hati, rajin menabung dan suka menolong.

Dengan bermodalkan Long Weekend, aku merencanakan cerita liburan versi aku sendiri. Namun, lagi-lagi guys, Manusia itu cuma berencana, tapi Tuhan yang mengekskusi. Karena aku juga lagi pegang next project buat kegiatan komunitas yang aku ikutin, rencana tadi tinggallah rencana. Semua ekspektasi tentang liburan pun lebur dalam sekejap.

A photo posted by Niken R Ardita (@ra_niken) on


Karna udah ikhlas dan balik ke rutinitas tanpa penyesalan dan ambil hikmahnya dari kejadian tersebut. Rejeki itu emang ngga kemana. Dan aku percaya itu. Kali ini kabar gembiranya datang dari Kementrian Pariwisata RI untuk ikut dalam rangkaian acaranya yang diadakan oleh pihak dimulai dari tanggal 9 sampai 11 Mei.

And Here, My Vacation story start.....

Selain terkenal dengan Jembatan Ampera dan Kuliner Pempeknya. Masih banyak wisata Palembang yang belum cukup terekspos atau belum cukup dikenal oleh masyarakat. Setelah kurang lebih 4 tahun merantau dari daerah asal dan tinggal di Kota Palembang. Aku mendengar dan mengetahui lebih banyak tentang Kota Palembang, tentunya tempat wisata yang tak luput dariku. Salah satunya adalah Pulau Kemaro. Pulau yang namanya konon diambil dari kata “kemarau” dikarenakan letak pulau ini yang berada ditengah-tengah sungai musi namun tetap kering.

Pagoda berlantai 9 (Sembilan)

Di Pulau Kemaro terdapat Makam dari Putri Siti Fatimah, Pagoda 9 lantai serta Pohon Cinta dan bangunan-bangunan lainnya. Dari setiap bangunan tersebut, memiliki sejarah legenda dan ceritanya masing-masing. Seperti halnya, Pohon Cinta. Menurut legenda, pohon cinta adalah lambang sebagai ritus "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara Siti Fatimah Putri Kerajaan Sriwijaya dan Tan Bun An Pangeran dari Negeri Cina.

Selain legenda dari Pohon Cinta yang menarik, bentuk dari pohon ini memiliki keunikan sendiri, yaitu setiap ranting pohon yang jatuh akan tumbuh menjadi pohon yang lainnya, karna keunikan ini juga asal dari sebutan "Pohon Cinta", layaknya kasih sayang yang tak ada habisnya seperti ranting yang terus tumbuh.

Ranting Pohon Cinta


Ini adalah hanya sebagian dari cerita kali ini guys. Memang tempatnya sederhana, tidak mewah dan mudah dicapai karna masih dalam kawasan Kota Palembang. Namun, liburan tidak harus jauh, tidak harus di tempat istimewa. Cukup bersama dengan orang-orang tercinta, di tempat yang sederhana, dengan cinta yang melimpah, dengan senyum dan tawa yang lebar. Karna walaupun sederhana tapi bermakna dan berkesan.

Penampakan Pulau Kemaro dari Jarak Jauh

#PesonaPalembang #PesonaSriwijaya #PesonaIndonesia #WonderfulSriwjaya #WonderfulIndonesia