Thursday 31 October 2013

[ Satu kata, Empat huruf ] Aneh.

Sungguh sebuah akhir pekan yang aneh. Dimulai dengan suatu yang tidak biasa dan diakhiri pula dengan yang aneh. Apakah ini hanya perasaanku saja ? Atau mungkin aku telah stress bahkan gila. Intinya aku tidak tahu yang terjadi denganku, kehidupanku serta orang-orang di sekitarku. Dan aku tidak mengerti akan semua hal tersebut. 

Terbangun pada pagi hari dengan cuaca yang sedikit mendung. Hal tersebut yang membuat aku tetap bertahan pada kasur tidurku untuk beberapa saat dengan ditemani headset yang menempel di kedua telingaku melantunkan lagu dari sebuah stasiun radio kesukaanku. Jam dindingku sendiri telah menunjukkan pukul 07.00, namun nyaris aku tidak bergerak dari posisiku sebelumnya untuk beranjak bangun. Namun sekitar beberapa menit selanjutnya aku merasa ada yang mengetuk (menggedor-gedor lebih tepatnya) pintu kamar tidurku yang membuatnya bergeming. Yaaa, itu adalah tanteku -sang tuan rumah yang aku tumpangi tempat tinggalnya sekarang- yang menyuruhku dengan secara paksa agar aku bangun dari tidurku.

Seperti hal biasanya yang aku dan tanteku lakukan pada hari libur yang lainnya. Tugasku membersihkan rumah sedangkan beliau menyiapkan sarapan. Aktivitas rutin hari libur yang telah aku hapal diluar kepala. Kebiasaanku yang cukup menyenangkan mungkin. Makan bersama serta diiringi ngobrol ringan yang juga mewarnai meja makan pada hari ini. Oh iya, perlu kalian tahu aku adalah seorang single atau jomblo, dan aku pun tidak tahu apa beda dari kedua kata itu. Ntah aku harus bangga atau risau dengan status hubunganku saat ini. Tapi terkadang aku nyaman dengan hal itu. Dan itu juga alasan aku menganggap hari minggu itu biasa saja. Tak ada hal yang spesial, Tak ada hal yang istimewa. Tapi, ntah mengapa hari ini seperti ada bisikan yang menyuruhku untuk keluar rumah daripada menghabiskan waktu dengan tumpukun novel yang belum sempat aku baca. 

Dan dari sinilah hal - hal aneh (bagiku) atau membingungkan tepatnya terjadi. Tidak biasanya aku ingin pergi sendirian menjelajah seperti dulu (waktu SMA tepatnya) tanpa ditemani seorang pun. Berjalan dengan penuh percaya diri tanpa menghiraukan orang lain sambil menikmati arsitektur bangunan yang dapat dijangkau oleh kedua bola mataku. Makan siang pada salah satu rumah makan cepat saji yang cukup terkenal, dan menikmati makan siangku sendiri yang saat itu ada segerombolan anak SMP duduk di sebelah tempatku.

Yaa, segerombolan anak SMP. Dan salah satu dari mereka cukup berani untuk mengajakku berbicara. Bukan sebuah pembicaraan yang penting, namun dapat menbuatku merasa aneh (lagi). Anak itu bertanya dimana aku sekolah sekarang. Memang pertanyaan biasa, jika ia tidak bertanya se-spesifik ini "Anak SMP mana?". Yaa well, pertanyaan singkat yang keluar dari bocah masih lugu mampu membuatku mengkerutkan kening dan bertanya-tanya dalam hati. Tidak mau ambil pusing, aku hanya melontarkan senyum dan beranjak pergi dari tempat dudukku yang masih aneh dengan kejadian tadi.

Tak selang beberapa lama dari kejadian tadi aku pergi untuk membeli coffe boy, roti kesukaanku. Roti yang memiliki aroma dan rasa kopi, aromanya yang mampu menenangkan hati hanya dengan menciumnya. Menikmati roti yang panas sambil mengikuti alur pergerakkan orang di dalam mall ini. Yaa, salah satu aktivitas favorit ku, mengamati keadaan di sekililingku. Ntah telah berapa lama aku duduk disana, hingga seorang mba - mba menyapaku dan mengajakku mengobrol. Obrolan ringan, namun obrolan itu pun mampu membuat keningku mengkerut kembali. Tebak. Mba tersebut hanya bertanya "Sekolah SMA mana dek?" dengan suaranya yang pelan, halus dan merdu.

Belum cukup puas semua hal yang telah terjadi siang tadi padaku. Malam harinya pun aku mengalami hal yang buruk bisa dikatakan. Yaa, Aku baru saja menolak cowo. Okee, aku perjelas aku menolak seorang cowo, yang notabenenya teman dekatku. Apakah aku salah? atau dia? Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Namun, aku berhak untuk memilih dan aku berhak menentukan jalan hidupku. Dan dia pun tidak berhak untuk marah jika kutolak. Dan dia pun tidak berhak marah padaku atau pun melayangkan semua sms - sms sadisnya padaku.

Semua hal itu cukup menjelaskan dan cukup membuat hariku menjadi bertambah aneh serta menjadikan aku seperti orang aneh (juga). Well, aku pun berpikir hidup sendiri itu bebas. Bebas memilih, bebas berekspresi dan bebas menjadi dirimu sendiri tanpa diatur. Walapun sebagian orang menganggap itu aneh, Thats not problem. Cause this My Life. My way. My Adventure.
banner
Previous Post
Next Post

7 comments:

  1. Single dan jomblo beda nya cuman bahasa nya saja, makna nya sama :)).
    Jangan anggap hal itu buruk anggap saja menolak suatu penawaran barang. Menolak cinta kadang begitu rumit kita rasa namun jika diputuskan secara bijak permasalahan selesai, toh yang diminta sebenarnya apakah yes/no? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa, cuma beda bahasa dan tulisannya doang :) wkwkk

      Terkadang kita telah melakukan penolakan yang halus sekalipun, namun jika orang itu tetap tidak mau terima akibatnya permusuhan atau hal yang lebih buruk terjadi :))

      Delete
    2. Keep positive thinking saja, yang penting niken udah memberi keputusan yang terbaik. Masalah terima gak terima toh masalah dia kan? Woles saja :)

      Delete
    3. Yupp :D

      Ehh btw ini hanya fiktif belaka. Bukan based on true story fadhli :) hihiiii

      Delete
  2. eh, kirain beneran -__-". Tapi kenapa tag curhat daily + Flashback ya? hehe. iya iya :)

    ReplyDelete
  3. komen ka bimo mencurigakan deh :) hoho

    ReplyDelete

Dari pada cape' hati gara-gara gagal moveon, enakan cape' mata baca postingan saya bloggers :D Nah, kalo sudah baca jangan lupa tinggalkan komentar, saran, ataupun kritiknya. Begitulah pembaca yang baik semestinya :D