Thursday 26 September 2013

Dibalik Sebuah Peristiwa

Cerita saat aku yang akan menjadi seorang calon mahasiswa mungkin tak mengasyikkan seperti teman-teman yang lainnya, banyak terjadi kontroversi hati dalam diriku sendiri dan juga dengan orang tuaku, yang menyebabkan terganggunya konspirasi kemakmuran aku saat menjelang detik-detik terakhir menjadi siswa SMA. Tapi sebelumnya ini ga bercanda dengan gunain kosasakatanya vicky, ini serius bro!!

Teman - teman pasti punya impian buat masuk universitas favorit dengan jurusan favoritnya sendiri- kan ? Begitu pun dengan aku :) Karena sudah terbiasa merantau dan jauh dari orang tua, maka pada saat akan kuliah pun aku memilih untuk merantau. Aku ingin melihat dunia luar, dunia yang berbeda dari kota kelahiranku ini. Tapi, semua niat dan rencanaku itu tidak direstui oleh orang tuaku sendiri. Orang tuaku belum cukup yakin melepaskan aku seutuhnya diluar sana. "Mba itu cewe, cakmano ageg kalo ado apo-apo", "Ageg disano tinggal dimano ? siapo yang nak ngawasi? sudah kuliah disini bae." dan masih banyak kalimat-kalimat lain yang mereka lontarkan agar dapat mengurungkan niatku kuliah diluar kota.

Meskipun orang tuaku tidak menyetujui, aku tetap pada pendirianku bahwa aku akan meninggalkan kota ini dan pergi mencari ilmu di tempat lain. Setelah UN, aku mendaftar untuk mengikuti test penerimaan mahasiswa baru melalui beberapa jalur, salah satunya adalah SNMPTN (sekarang diganti SMBPTN). Seperti halnya dengan teman-temanku yang lain secara khusus mengikuti kursus agar dapat lulus test nantinya, aku pun melakukannya. Belajar, Belajar dan belajar sampai aku merasa bosan. Dan aku pun berdoa agar semua impianku untuk masuk perguruan tinggi favorit.

Pada saat test tiba aku merasa yakin bahwa aku bisa melewati ini. Dan, hari pengumuman pun tiba. Aku ketik nomor pesertaku disitus website, disana mulai terlihat sebaris kalimat "Mohon Maaf Anda Belum Lulus". Kecewa. Kesal. Semua rasa itu memenuhi ruang di dadaku. Aku gagal. Aku telah membuang kesempatanku untuk masuk dalam perguruan tinggi favoritku. Namun, ini bukanlah akhir dalam usahaku. Aku masih mengikuti test - test yang lainnya. Dan untuk ke sekian kalinya juga orang tuaku menanyakan perihal niatku ini. Aku tidak merubah niatku itu. Aku masih ingin keluar dari kota ini. Bukan karena benci dengan kota ini, hanya saja aku ingin merasakan pendidikan di kota lain, kota yang lebih besar daripada kota yang aku tinggali saat ini.

Namun, sepertinya hal tersebut pun tidak berpihak denganku. Empat kali aku mengikuti tes dan empat kali itu juga aku gagal. Rasa menggebu - gebu untuk melanjutkan pendidikan pun telah sirna, aku pasrah dengan keadaanku. Disaat semua teman-teman telah memiliki planning selanjutnya dalam perkuliahan, aku masih berusaha mengikuti test. Frustasi. Yaa, aku berpikir aku cukup lumayan dalam pelajaran, bahkan dapat dikatakan bagus dan lebih baik dari teman-temanku lainnya. Namun, mengapa begitu sulit rasanya untuk lulus dari test tersebut.

Aku berpikir, menyita semua waktuku hanya untuk memikirkn hal ini. Aku bertanya - tanya, Apakah ada yang salah dalam diriku ? Apakah aku terlalu sombong ? Tapi, aku rajin menyapa dan silahturahmi. Aku tidak mengerti. Deg... aku ingat sesuatu. Aku ingat orang tuaku tidak merestui semua niatku untuk kuliah di luar kota. Apakah ini balasannya aku tidak mengindah semua kata mereka Tuhan ? Apakah ini balasannya ? Aku terdiam dalam waktu yang cukup lama. Yaa, mungkin inilah kata pepatah "Ridho orang tua adalah segalanya". Akhirnya aku menyerah, dan mengikuti semua permintaan orang tuaku. Kemudian, aku mencoba mengikuti test untuk yang ke - 5 kalinya. Dan alhamdulillah aku lulus dalam test kali ini.

Karena bukan lulus di perguruan tinggi favoritku, semangatku tidak sepenuhnya dalam menjalani beberapa tahap akan menjadi calon mahasiswa. Pada saat daftar ulang pun, aku adalah mahasiswa terakhir yang mendaftar. Bahkan stan pendaftaran itu hampir tutup. Wajar saja kalo nomor induk mahasiswaku berada dibawah sekali. Tidak hanya itu saat akan mengikuti ospek pun aku tidak merasa deg-deg.an atau bersemangat seperti teman-temanku yang lainnya. Maka dari itu saat aku ospek tidak ada momen yang bearti bagiku. Semuanya datar dan biasa-biasa saja. Padahal ospek akan menjadi momen tak terlupakan bagi maba sendiri, tapi tak berlaku untukku.

Kuliah perdana. Inilah yang ditunggu - tunggu para maba layaknya aku. Namun, aku masih seperti bermimpi bahwa sekarang akan menapakkan langkah kaki menuju kampusku berada. Saat aku tiba, semuanya telah berkumpul dan berkenalan. Aku malas untuk berbicara ataupun sekedar menyapa kepada teman-teman baruku. Semua mulai bergerak menuju kelas, aku pun turut serta. Karena tidak tahan berdiam diri, akhirnya aku menyapa salah seorang teman baruku yang tepat berada disebelahku. Sekilas aku melihatnya,  She'll be good friends kataku sendiri dalam hati. Kami berkenalan singkat seiring berjalan menuju kelas, Namanya "Lutfi" dan dia adalah teman kuliah pertamaku. Dia adalah seoarang perempuan, nama yang kurang pas memang untuk seorang perempuan tapi aku tidak mempersalahkannya.

Dimulai saat itu hari- hariku berubah dari seorang siswa menjadi seorang MAHAsiswa. Mulai belajar hal - hal yang baru yang belum aku tahu sebelumnya. Menemukan hal baru yang belum pernah aku lihat. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan. Seiring dengan waktu berjalan, sekarang tak terasa aku telah duduk semester 3. Dengan semua hal yan telah aku temukan, dengan semua teman yang telah aku miliki, dengan semua kegiatan yang telah aku ikuti. Tanpa aku sadari, aku menikmati menjadi mahasiswa di perguruan tinggi ini. Aku nyaman berada disini. Dan aku pun bangga menjadi salah satu bagian dari mereka. Aku baru menyadarinya sekarang, bukan pada saat awal akan kuliah. Aku sedikit menyesal tentang hal itu. Tapi, aku akan berusaha lebih baik lagi dan membuat orang tuaku tidak kecewa.

Pada akhirnya juga aku sadar dan belajar, meskipun aku tak dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favoritku, setidaknya aku masih bisa belajar di perguruan tinggiku saat ini. Dan aku percaya "Dibalik sebuah peristiwa, pasti kan ada hikmahnya" serta jangan lupakan bahwa "Ridho orangtua itu perlu". Dan, sekarang aku mengerti bahkan dapat dikatakan bersyukur. Dan dengan semua ridho orang tuaku tadi, alhamdulillah kuliahku disini pun lancar, dan aku berharap aku begitupun dengan semester-semester selanjutnya. Tanpa ada rintangan yang terlalu bearti. Tapi, aku yakin cobaan itu akan datang kembali untuk mengingatkanku, menegurku dan sekaligus menguatkanku. Just Believe, Setiap dibalik peristiwa pasti akan ada maknanya :D


Find me on this Photo :D hehe

Sekedar tambahan ini adalah foto saat aku mengikuti ospek dan satu-satunya foto yang aku miliki.

P.S Tulisan ini diikutserakan dalam "Lomba Menulis - Waktu Gue Maba" oleh @Studyinjogja
banner
Previous Post
Next Post

14 comments:

  1. enak yang ada fotonya pas ospeknya...

    btw, gutlak ya !

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhandulillah punya walaupun cuma satu ka :D hehe

      Makasi, doin moga menang ni yaa :)

      Delete
  2. kayaknya kenal deh sama anak yang namanya Lutfi :D. Good luck buat lombanya ya ken :*

    ReplyDelete
  3. Restu orang tua itu perlu.

    Setuju.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yupp, kalo ga ada restu orang tua bakalan susah kita nantinya :|

      Delete
  4. Kalau saya malah berkesan mungkin karena menyukai salah satu kampus yang diminati walau sebelum nya juga tidak lulus di kampus favorit.

    ReplyDelete
  5. aku juga pengenlah ke luar dari kota ini. Tapi pikir-pikir nggak jadi deh heeeheee. di kampus ini aja udah bangga :3

    eh btw goodluck kak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hoho :D tergantung orang-orangny masing2 lah dek. ada yg pengen ke luar ada juga yg engg.. hehe. AKu juga bangga kok sekarang jadi bagian keluarga universitas ini

      Makasih dek :D hehe

      Delete
  6. Wah asik banget, saya gak pernah ngerasain ospek haha..

    mba niken, saya sudah join blognya, jika berkenan, saya tunggu yah, follow baliknya di blog saya di http://omfikri.com. terimakasih..

    ReplyDelete
  7. Nah kenapa bisa tu ga pernah ngerasain ospek ? kaga ada kenangan jadiny :D hehe

    ReplyDelete

Dari pada cape' hati gara-gara gagal moveon, enakan cape' mata baca postingan saya bloggers :D Nah, kalo sudah baca jangan lupa tinggalkan komentar, saran, ataupun kritiknya. Begitulah pembaca yang baik semestinya :D